Stabilitas Alkena
Stabilitas alkena merupakan hasil gabungan dua factor :
·
Pertama adalah hiperkonjugasi, menyetabilkan
interaksi antara orbital ikatan C=C π (pi) antiikatan dengan orbital ikatan C-H σ (sigma) pada substituen tetangganya. Lebih banyak substituent yang ada
maka akan lebih banyak kesempatan untuk hiperkonjugasi, sehingga alkena menjadi
semakin stabil.
·
Kedua, kekuatan ikatan juga merupakan faktor
penting dalam stabilitas alkena. Ikatan antara karbon sp2 dengan karbon sp3 lebih kuat dari pada ikatan antara
karbon-karbon sp3.
Dengan demikian, jika kita membandingkan 1-butena
dengan 2-butena, kita menemukan bahwa isomer mono-substitusi memiliki sati ikatan sp3-sp3 dan satu ikatan
sp3-sp2, sedangkan untuk isomer disubstitusi memiliki dua ikatan sp3-sp2. Semakin banyak ikatan sp3-sp2 maka
alkena akan semakin stabil.
Telah diketahui bahwa alkena tidak dapat mengalami interkonversi cis-trans secara
spontan, akan tetapi hal ini dapat terjadi dengan katalis asam kuat.
Jika kita menginterkonversi cis-2-butena dengan
trans-2-butena dan mengikuti reaksi kesetimbangannya akan terlihat bahwa isomer trans-2-butena terdapat dalam jumlah berlebih (76%) dibandingkan isomer cis-2-butena
yang hanya 24%. Dengan menggunakan konstanta kesetimbangan, dapat dihitung bahwa cis-2-butena
kurang stabil dibandingkan trans-2-butena dengan perbedaan nilai 2,8 kJ/mol pada suhu ruang.
Alkena akan lebih stabil dengan peningkatan jumlah substituennya. Hal ini karena dengan peningkatan
jumlah substituen pada alkena akan menurunkan ΔH0 hidrogenasi.
PERTANYAAN :
·
Mengapa cis-2-butena
kurang stabil dibandingkan trans-2-butena dengan perbedaan nilai 2,8 kJ/mol pada suhu ruang?